Perjalanan Cahaya

Deti si anak sapi sedang berkunjung ke rumah pakdenya yang ada di Yogyakarta. Pakde Deti bernama pakde Obu, sapi jantan yang sudah tua tetapi masih terihat gagah. Pakde Obu punya warung gudheg di depan rumahnya. Setiap pagi, warung Pakde Obu selalu ramai dikunjungi pembeli. Deti sangat ingin membatu pakdenya berjualan.

“Pakde, boleh enggak besok pagi aku membantu pakde berjualan di warung?” Tanya Deti saat makan malam bersama.

“Tentu saja boleh, Deti. Nanti kamu bisa membantu membawakan makanan dan minuman ke pelanggan.” Jawab Pakde Obu.

“Asyik,” pekik Deti girang.

Keesokan harinya, Deti pun siap di warung untuk membantu Pakdenya.

“Deti, tolong bawakan gelas berisi air putih ini ke pembeli yang duduk di nomor Sembilan ya!” Perintah Pakde Obu ke Deti.

“Baik, Pakde.” Jawab Deti.

Saat hendak meletakkan gelas ke meja, Deti melihat sedotan berwarna merah yang ada di dalam gelas terlihat patah. Deti mengurungkan niatnya meletakkan air itu.

“Maaf, saya ganti sebentar ya,” kata Deti sopan ke pelanggan.

Pelanggan itu pun mengangguk tanda setuju. Deti kemudian membawa gelas berisi air putih itu kembali ke belakang.

“Pakde sedotannya patah, diganti saja pakde.” Kata Deti begitu melihat pakdenya yang sedang sibuk menyiapkan menu untuk pelanggan.

“Patah? Coba sini pakde lihat.” Pakde lalu menarik sedotan dari dalam gelas.

“Lihat! Sedotannya tidak patah kok.” Kata pakde sambil menunjukkan sedotan ke arah Deti.

“Lho, tadi di dalam gelas kelihatan patah pakde.” Ucap Deti keheranan.

Deti memasukkan lagi sedotan ke dalam gelas yang berisi air putih itu. Dan sedotannya kembali terlihat patah.

“Tuh, lihat Pakde! Sedotannya terlihat patah.” Kata Deti sambil menunjukkan sedotan yang terlihat patah di dalam gelas.

Pakde tersenyum. Ia menjelaskan ke Deti bahwa sedotan yang di dalam gelas terlihat patah karena cahaya berjalan melewati dua medium yang berbeda, yakni medium udara dan medium air. Hal ini mengakibatkan terjadinya pembiasan, yakni pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas medium yang berbeda. Adanya pembiasan cahaya ini mengakibatkan sedotan terlihat patah.

“Deti, apa yang kamu lihat pada sedotan itu namanya pembiasan. Pembiasan itu yakni pembelokan cahaya saat cahaya melewati dua medium yang berbeda. Nah, cahaya melewati udara kemudian melewati air. Adanya pembiasan cahaya ini mengakibatkan sedotan terlihat patah.” Jelas pakde.

Detipun mengangguk paham. Pakde lalu menyuruh Deti mengantarkan kembali minuman tersebut ke pelanggan.

“Sudah. Sekarang tolong kamu antarkan kembali minuman itu ke palanggan.” Pinta pakde.

“Baik, Pakde.” Jawab Deti sigap. Dengan cekatan Deti pun mengantarkan minuman tersebut ke pelanggan

*Cerita ini juga diterbitkan dalam buku kumpulan fabel sains dengan judul “Pelangi Buatan Mama” karya Atik Setyowati.

Mungkin Anda juga menyukai